Rabu, 04 Mei 2011

Infeksi Virus Dengue

Mild Undifferentiated Febrile Illnes
  • Demam Dengue (DD) – belum ada perdarahan
  • Demam Berdarah Dengue (DBD) – sudah ada perdarahan di bawah kulit (epistaksis, petechiae)
  • Demam Berdarah Dengue + Syok (SSD)

Epidemiologi

Indonesia : sejak abad ke 18 ¦ David Bylon (Belanda)

Penyakit demam 5 hari = Demam Sendi

  • demam hilang dalam 5 hari disertai nyeri sendi, nyeri otot, nyeri kepala hebat
  • penyakit ringan, kematian (-)

Sejak tahun 1968 : Surabaya, Jakarta ¦ kematian meningkat

penyebaran DBD & faktor-faktor :

1. Pertumbuhan penduduk

2. Urbanisasi (tidak terencana/ terkontrol)

3. daerah endemik ¦ kontrol terhadap nyamuk (-)/ tak efektif

4. sarana transportasi (Mobilitas meningkat)

Faktor-faktor morbiditas/ mortalitas :
  1. Status imunologis pejamu (host)
  2. Kepadatan vektor nyamuk
  3. Transmisi virus dengue
  4. Keganasan virus
  5. Kondisi geeografis

Incidens Rate meningkayt : 0,005/ 100 penduduk (1968)

6 – 27/ 100 penduduk (tahun terakhir)

Suhu panas (28 - 32°C) serta kelembaban tinggi membuat nyamuk tahan hidup dalam jangka waktu yang lama

Penyakit menular dan dpt menimbulkan wabah ¦ harus dilaporkan segera dalam waktu < 24 jam (sesuai dengan UU No. 4 th 1984, PERMENKES no 560 th 8.)


VIRUS DENGUE

Grup B Arthropod Borne Virus (Arboviruses)

¦ genus flavivirus, famili flaviviridae

4 jenis serotipe : Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 (sirkulasi sepanjang tahun)

Bila uda terkena serotipe yg 1 lalu misalnya orangnya sakit lagi berarti krn serotipe yang lain à karena bila sudah kena thd serotipe tertentu otomatis jadi kebal thd serotipe yg terkena

Cara Penularan

3 faktor : manusia, virus, vektor perantara yakni Nyamuk aedes aegypti

  • langsung : dari orang mengalami viremia
  • tak langsung : setelah masa inkubasi dalam tubuh 8 – 10 hari (Extrinsic Incubation Period)
  • ¦infektif : selama hidupnya

Masa inkubasi pada manusia : 4 – 6 hari (Intrinsic Incubation Period)

penularan : keadaan viremia (3 – 5 hari)

Patogenesis

Ada 2 teori ¦ hipotesis :

  1. Infeksi sekunder – secondary heterologous infection
2. Immune enhancement

The Second Heterologous = The Sequential Infection

ç DBD terjadi setelah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi kedua dengan serotipe lain ¦ setelah 6 bulan – 5 tahun

ç Kompleks antigen – antibodi ¦ aktivasi komplemen ¦ anafilatoksin C3a, C5a ¦ meningkatnya permeabilitas kapiler ¦ kebocoran plasma (plasma leakage)

Antigen – antibodi = IgG spesifik

Anafilatoksin = mediator

Immune Enhancement

a. monosit

Makrofag

Histiosit

Sel Kupffer

b. Antibodi non neutralizing : sebagai reseptor spesifik permukaan sel fagosit mononuklear ¦ virus dengue melekat

c. Replikasi virus dalam sel fagosit

d. Sel monosit mengandung kompleks imun ¦ menyebar ke usus, hati, limpa, sumsum tulang

e. Sel monosit teraktivasi ¦ interaksi dengan sistem humoral dan sistem komplemen ¦ mediator lepas (zat anafilatoksin) tingginya permeabilitas kapiler ¦ perembesan plasma dari intravaskuler ke ekstravaskuler (plasma leakage), hipovolemia dan syok

Mediator ¦ agregasi trombosit, aktivasi sistem koagulasi (koagulopati) ¦ perdarahan hebat

Spektrum Klinis

Demam Dengue (DD)

  1. Demam akut : 2 – 7 hari
    Dengan ³ 2 manifestasi : nyeri kepala retro-orbital, mialgia, ruam kulit, perdarahan, leukopenia

Demam Berdarah Dengue (DBD)

1. Awal perjalanan penyakit » DD

2. Cenderung perdarahan dengan ³ 1 manifestasi :

c Uji tourniquet Å

  • Petechiae, echimosis atau purpura
  • Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi)
  • Hematemesis atau melena
  • Trombositopenia (< 100.000/ mm3)
  • Hemokonsentrasi dengan ³ 1 manifestasi :

naik Ht > 20% standar (sesuai umur, jenis kelamin)

naik Ht ³ 20% setelah pengobatan cairan

Perembesan plasma ¦ efusi pleura, ascites

Sindrom Shock Dengue (SSD)

Kriteria SDA + manifestasi gagal sirkulasi

á Nadi lemah, cepat, tekanan nadi (< 20 mmHg), hipotensi, kulit dingin/ lembab, gelisah

Perjalanan Penyakit DD/ DBD

Sulit diramalkan

Fase demam : 2 – 7 hari

Fase kritis : 2 – 3 hari ¦ suhu , risiko SSD

Perdarahan, shock ¦ segera pengobatan cepat/ tepat

Pengobatan adekuat ¦ menurunkan angka kematian

patofisiologi :

á Gangguan hemostasis

á naiknya permeabilitas vaskuler

Gambaran klinis DBD : diawali demam tinggi mendadak, diatesis hemoragik (terutama kulit), hepatomegali, gangguan sirkulasi (kasus berat ¦ syok)

Prognosis DBD : tergantung saat diagnosis perembesan plasma ( trombosit meningkat,Ht meningkat )

Derajat Penyakit DD/ DBD

Klasifikasi Derajat ¦ untuk tatalaksana

DD/DBD

Derajat

Gejala

Keterangan

DD


Demam + ³ 1 gejala :

Nyeri kepala, nyeri retro-orbita, mialgia, arthralgia

Rawat jalan

DBD

I

Gejala tersebut di atas + uji tourniquet Å

Observasi rawat puskesmas/ RS tipe D/C

DBD

II/ III

Gejala tersebut di atas + perdarahan spontan

Rawat inap di puskesmas/ RS tipe D/C

DBD

IV

Syok berat, tekanan darah + nadi tak terukur

Rawat RS tipe B/A

Diagnosis

Demam Dengue (DD)

1. Masa inkubasi : 4 – 6 hari (rentang : 3 : 14 hari)

2. Gejala :

  • Prodromal : nyeri kepala, tulang belakang, rasa lelah
  • Khas : suhu naik mendadak (menggigil, sakit kepala)
  • flushed face (muka merah)
  • Dalam 24 jam : nyeri belakang mata, fotofobia, nyeri otot/ sendi
  • Lain-lain : anorexia, konstipasi, nyeri perut/ kolik, nyeri tenggorok, depresi (menetap bbrp hr)
  • Demam : 39° - 40°C
  • Awal ¦ ruam muka, leher, dada » urtikaria
  • Akhir fase demam/ awal suhu ¦ ruam jadi makulopapular, petechiae tangan dan kaki, gatal
  • Perdarahan kulit ¦ uji tourniquet Å dengan/ tanpa petechiae (trombosit N, faktor pembekuan N)

  • 3. Manifestasi klinis DD » penyakit virus, bakteri

4. Diagnosis : isolasi virus/ serologis

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Patofisiologis : kelainan hemostasis dan perembesan plasma ¦ trombositopenia, # Ht

Gejala : khas » DD

tidak khas : anorexia, muntah, sakit kepala, nyeri otot/ sendi, rasa tak enak daerah epigastrium, nyeri kuadran atas kanan, nyeri perut

4 gejala utama DBD :

1. Demam

ç Mendadak naik terus menerus : 2 – 7 hari ¦ turun cepat

> 40°C ¦ kejang demam

ç Akhir fase demam = fase kritis ¦ awal penyembuhan/ awal fase syok

2. Tanda perdarahan

ç Penyebab : vasculopathy, trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, DIC

ç Jenis perdarahan :

@ Kulit ¦ uji tourniquet – rumple leede = uji bendung positif ¦ naik fragilitas kapiler

@ Penyakit virus (campak, demam chikungunya)

@ Infeksi bakteri (tifus abdominalis)

@ Awal penyakit : ± 70% uji tourniquet positive

@ lingkaran 2,8 cm (1 inch) : > 10 – 20 petechiae (bag volar lipatan siku/ fossa cubiti)

3. Hepatomegali

ç Dapat diraba (just palpable) – 2 – 4 cm bawah arcus aorta

ç Nyeri tekan, kadang-kadang ikterus

4. Syok (kegagalan sirkulasi)

ç Kasus ringan sedang : demam turun, gejala klinis hilang ¦ berkeringat, perubahan denyut nadi dan tekanan darah, akral (ujung) ektremitas dingin, kongesti kulit.

Beri IVFD ¦ sembuh spontan

ç Kasus berat : kulit dingin/ lembab, sianosis sekitar mulut, gelisah, nadi cepat/ lemah/ kecil (¦ tak teraba), tekanan nadi turun (< 20 mmHg)

ç Fase kritis = syok berat (profound shock) : nadi, tek darah tak dpt diukur lagi

ç Meninggal dalam 12 – 24 jam/ sembuh cepat setelah IVFD

ç Komplikasi :

& Asidosis metabolik

&Perdarahan saluran cerna

& Perdarahan intraserebral ¦ kejang, koma

& Ensefalopati

ç Penyembuhan : sinus bradikardi, denyut nadi tak teratur (aritmia), ruam petechiae daerah distal (kaki, tangan, kadang-kadang muka)

À Jumlah leukosit

ç Normal/ turun (neutrofil)

ç Akhir fase demam : leukosit dan neutrofil turun, limfosit relatif maningkat

ç # limfosit plasma biru > 15% (pewarnaan : Maygrunwald, Giemsa, Wright)

À Trombositopenia

ç turun < 100.000/ mm3 atau < 1 – 2 trombosit/ LPB (pemeriksaan 10 LPB)

ç Antara hari ke 3 – 7

ç Sebelum suhu turun, sebelum Ht naik

À Kadar hematokrit

ç hemokonsentrasi naik ( >20%)

ç Misalnya : 35% menjadi 42%

À Pemeriksaan lab lain :

ç Albumin turun : sementara

ç Eritrosit dalam tinja : selalu

ç faktor koagulasi turun

ç Disfungsi hati ¦ vitamin K turun, protrombin

ç PT, PTT

ç serum komplemen turun

ç Hidroproteinemia, hiponatremia, SGOT meningkat

ç Asidosis metabolik, ureum meningkat

À Pemeriksaaan radiologis :

ç X – foto thorax : efusi pleura terutama hemitoraks kanan (foto dalam posisi lateral dekubitus kanan ¦ tidur sisi badan kanan)

ç USG : efusi pleura, ascites

Kriteria Diagnosis DBD berdasarkan WHO 1986 terbagi secara klinis dan secara lab

Kriteria klinis

a. Demam tinggi : mendadak, tanpa sebab jelas, terus menerus 2 – 7 hari

b. Manifestasi perdarahan : uji tourniquet positif, petechiae, echimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis/ melena

c. Hepatomegali

d. Syok : nadi cepat, lemah, tekanan nadi turun, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, gelisah

Kriteria laboratoris

e. Trombositopenia : < 100.000/ mm3

f. Hemokonsentrasi : Ht naik > 20%

Diagnosis klinis DBD :

2 kriteria klinis pertama

2 kriteria laboratoris

Memperkuat diagnosis :

Efusi pleura

Hipoalbuminemia

Klasifikasi DBD dalam 4 derajat (WHO, 1975)

Derajat I : demam, gejala tak khas, uji tourniquet positif

Derajat II : seperti I, perdarahan spontan kulit, perdarahan lain

Derajat III : kegagalan sirkulasi ¦ nadi cepat, lembut, tekanan nadi turun (< 20 mmHg), hipotensi, sianosis sekitar mulut, kulit dingin/ lembab, anak gelisah

Derajat IV : syok berat (profound shoch) ¦ nadi tak teraba, tensi tak terukur

Diagnosis Laboratorium

Isolasi virus

Deteksi :

  • antigen virus – RNA dalam serum/ jaringan tubuh manusia/ nyamuk – PCR
  • antibodi spesifik dalam serum

Diagnosis Serologis

1. Uji hemaglutinasi inhibisi (HI test) ¦ baku emas

¥ Paling sering dipakai

¥ Sensitif, tidak spesifik ¦ tipe virus ?

¥ Antibodi Hi tahan dalam tubuh > 48 tahun

¥ Diagnosis : titer konvalesens 4x titer akut (>1280)

2. Uji komplemen fiksasi (CF test)

¥ Jarang untuk uji diagnosis rutin

¥ Prosedur pemeriksaan sulit

¥ Bertahan 2 – 3 tahun

3. Uji netralisasi (NT)

¥ Paling spesifik dan sensitif

¥ Bertahan > 48 tahun

¥ Prosedur pemeriksaan rumit, tidak rutin

4. IgM ELISA

5. IgG ELISA

Dianosis Banding

Demam fase akut : infeksi virus, bakteri

Hari-hari pertama : morbili, ITP disertai demam

Demam hari ke 3 – 4 : DBD (perdarahan, hepatomegali)

Sepsis » syok DBD


Komplikasi tidak lazim/ Unusual Manifestation

Ensefalopati Dengue

¥ Akibat dari :

o Syok berkepanjangan + perdarahan

o Gangguan metabolisme : hipoksemia, hiponatremi

o Trombosis permbuluh darah otak (DIC)

¥ Atasi syok à nilai kesadaran

à kesadaran masih turun ¦ LP (hati-hati trombosit < 50.000/μL darah

¥ Lab : à SGOT/ SGPT #, PT/ PTT >, glukosa darah turun, alkalosis, hiponatremi, amoniak darah

Kelainan Ginjal

¥ Fase terminal, syok tak teratasi

¥ Diuresis ¦ > 1 ml/ kgBB/ jam

Oedem Paru

¥ Pemberian cairan >>

Tatalaksana

Suportif : mengatasi kehilangan cairan plasma

Demam Dengue

  • Dpt berobat jalan, tak perlu dirawat
  • Fase demam ¦ tirah baring
  • Antipiretik, kompres hangat
  • suhu turun < 39°C : parasetamol (KI salisilat)
  • Cairan dan elektrolit : per oral ¦ 2 hari
  • Monitor : suhu, trombosit, Ht ¦ sampai normal
  • Suhu turun ¦ penyembuhan

Demam Berdarah Dengue

Gambaran klinis sangat khas

  • Demam tinggi mendadak
  • Diatesis hemorhagik
  • Hepatomegali
  • Kegagalan sirkulasi
Derajat I dan II ¦ IVFD 12 – 24 jam

Fase demam

  • Antipiretik ¦ parasetamol : mempertahankan suhu < 39°C
  • Dosis : 10 – 15 mg/kgBB/x

Umur

(tahun)

Parasetamol

Dosis (mg)

Tiap kali pemberian tablet

1 tablet = 500 mg

< 1 tahun

60

1 – 3

60 – 125

⅛ – ¼

4 – 6

125 – 250

¼ - ½

6 – 12

250 – 500

½ - 1

  • Demam tinggi

  • Anorexia, muntah

c Minum 50 ml/ kgBB dalam 4 – 6 jam pertama

c Dehidrasi diatasi

c Cairan rumatan 80 – 100 ml/ kgBB/ 24 jam

  • Kejang demam ¦ tambah antikonvulsif

Penggantian volume plasma DBD :

  • Fase suhu turun (afebris/ kritis/ syok) ¦ perembesan plasma
  • Awal penyakit : 2 – 3 jam pertama
  • Kasus syok : 30 – 60 menit
  • 24 – 48 jam berikutnya: sesuai dengan tanda vital, Ht, jumlah volume urine
  • Kebutuhan cairan : jumlah cairan rumatan + 5 – 8%

IVFD pada :

1. Anak terus muntah, tak mau minum, demam tinggi

2. Nilai Ht meningkakt

Kebutuhan cairan pada dehidrasi sedang

Defisit 5 – 8%

Berat Waktu masuk

(kg)

Jumlah Cairan

ml/kgBB/hari

< 7

220

7 – 11

165

12 – 18

132

> 18

88

Kebutuhan cairan rumatan

Berat Badan

(kg)

Jumlah Cairan

(ml)/ 24 jam

10

100 per kgBB

10 – 20

1000 + 50 x kgBB

> 20

1500 + 20 x kgBB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar