Senin, 30 Mei 2011

Dyspepsia

PENDAHULUAN

Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas, umumnya di bawah tulang rusuk di atas pusar, yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas semisal antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan.

Namun, berhati-hatilah. Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai dispepsia itu bisa jadi merupakan penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna. Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena. Boleh dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat dalam hidupnya

Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “pencernaan yang jelek”. Per definisi dikatakan bahwa dispesia adalah ketidaknyamanan bahkan hingga nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas.

Gejala lain yang bisa dirasakan selain rasa tidak nyaman, juga mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh), kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga kentut-kentut. Gejala itu bisa akut, berulang, dan bisa juga menjadi kronis. Disebut kronis jika gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus.

DATA PELAKSANAAN PLENO

I. JUDUL BLOK

· SISTEM GASTROINTESTINAL

II. JUDUL SKENARIO

· SKENARIO IV : PERUT IBU AMINAH YANG SAKIT

III. NAMA TUTOR

· DR. H. T. BACHTIAR PANDJAITAN, Sp.PD

IV. DATA PELAKSANAAN PLENO

· TANGGAL : 11 FEBRUARI 2011

· WAKTU : 08.00 – 10.00 WIB

· TEMPAT : RUANG TUTORIAL

SKENARIO

MODUL

SKENARIO IV

Ibu Aminah berusia 40 tahun, berulang kali mengeluh sakit perut, mual dan cepat kenyang. Kalau sakit perutnya kambuh, Ibu Aminah selalu mengkonsumsi obat-obat yang dia beli di warung dekat rumahnya, yang dikenal sebagai obat maag.

Sewaktu Ibu Aminah dating ke praktek dokter, dia mengeluh heart burn yang dia rasakan, juga merasakan tidak nyaman di daerah epigastrium. Sebelum ke poliklinik, Ibu Aminah muntah sebanyak 2 kali di rumah.

Apa yang terjadi pada Ibu Aminah dan tindakan apa yang anda lakukan ?

I. TERMINOLOGI DAN KONSEP

1) Heart Burn

· Rasa terbakar di dada bagian bawah

2) Obat Maag

· Obat sakit lambung

3) Maag

· Lambung

4) Epigastrium

· Daerah processus xipoideus

II. MENENTUKAN MASALAH

· Ibu Aminah (40 tahun) berulang kali mengeluh sakit perut, mual dan cepat kenyang.

· Ibu Aminah selalu mengkonsumsi obat-obat yang dia beli di warung, yang dikenal sebagai obat maag.

· Ibu Aminah mengeluh heart burn dan rasa tidak nyaman di daerah epigastrium

· Ibu Aminah muntah sebanyak 2 kali.

III. MENGANALISIS MASALAH

· Adanya gangguan di lambung

· Adanya peningkatan asam lambung

· Pengaruh makanan yang dikonsumsi Ibu Aminah

· Ibu Aminah menderita penyakit kronis

· Kebiasaan Ibu Aminah yang selalu mengkonsumsi obat-obat bebas

· Karena adanya iritasi/sakit lambung

· Adanya peradangan saluran cerna bagian atas

IV. KESIMPULAN SEMENTARA

Berdasarkan tanda dan gejala, maka dapat disumpulkan bahwa Ibu Aminah, seorang wanita berusia 40 tahun mengalami dispepsia.

V. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang PENYAKIT-PENYAKIT LAMBUNG, yakni meliputi :

a. Jenis-jenis penyakit pada lambung

b. Definisi

c. Tanda dan gejala umum

i. Anamnesis

ii. Pemeriksaan Fisik

iii. Pemeriksaan Penunjang

2. Untuk mengetahui dan memahami tentang DISPEPSIA, yakni meliputi :

a. Defenisi

b. Tanda dan gejala

c. Patogenesis

d. Penatalaksanaan

i. Promotif

ii. Preventif

iii. Rehabilitatif

e. Kuratif dan Farmakologi

f. Komplikasi dan prognosis

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

I. DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK B

1. Jelaskan secara ringkas bagaimana penyakit sistemik selain daripada penyakit saluran pencernaan dapat menyebabkan gejala seperti dyspepsia ?

2. Apakah temuan yang dapat dijumpai pada pemeriksaan laboratorium pada penderita sindroma dyspepsia ?

3. Bagaimana hormon dapat mempengaruhi syndrome dyspepsia ?

4. Bagaimanakah pengobatan dyspepsia yang disebabkan H. pylori ?

5. Apakah hubungan keterlambatan makan dengan kelainan organ pada dyspepsia organic ?

6. Apakah pengobatan yang sesuai untuk Ibu Aminah ?

7. Bagaimanakah pyloric stenosis merupakan komplikasi yang bisa terjadi pada dyspepsia ?

II. DAFTAR JAWABAN KELOMPOK A

1. Penyakit sistemik lain seperti DM, penyakit jantung iskemik masing-masing memiliki gejala dan tanda yang sama seperti dyspepsia sehingga terkadang dapat disalah artikan.

2. Pada pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah jika dijumpai lekositosis maka kemungkinan adanya infeksi. Jika ditemukan cairan berlendir / mengandung lemak berarti terjadi malabsorbsi.

3. Pengaruh hormon gastrin dapat merangsang sekresi PH / asam lambung, sehingga dapat menyebabkan terjadinya sindroma dyspepsia.

4. Pasien dengan HP positif perlu diberikan terapi antibiotic untuk memusnahkan kuman tersebut dan pengobatan sindroma dyspepsia seperti yang telah dijelaskan.

5. Karena gejalanya sama seperti dyspepsia, maka ketika terjadi peningkatan asam lambung penderita merasa kenyang dan selera makan menjadi berkurang sehingga penderita lambat makan.

6. Pengobatan yang sesuai adalah golongan obat antagonis reseptor H2, PPI, prokinetik, pirenzepin dan sukralfat sesuai dengan penyebabnya.

7. Iritasi lambung iritasi lapisan pencernaan Ulkus pyloricum membaik

Stenosis pyloric sikatrik retraksi

III. DAFTAR PERTANYAAN KELOMPOK A

1. Apakah pengobatan untuk dyspepsia fungsional dan non-fungsional ?

2. Bagaimanakah dyspepsia, gastritis dan peptic ulcer dapat dibedakan ?

3. Apakah perbedaan dyspepsia fungsional dan non-fungsional ?

4. Apakah pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada penyakit-penyakit lambung ?

5. Apakah gejala heart burn pada dyspepsia dapat ditemukan pada penyakit lain ?

6. Mengapa kelompok B menyimpulkan Bu Aminah mengalami dyspepsia karena peptic ulcer ?

IV. DAFTAR JAWABAN KELLOMPOK B

1. Pengobatan pada dyspepsia fungsional dan non-fungsional adalah sama pada dasarnya. Namun diperlukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kelainan yang terjadi agar dapat dilakukan pengobatan yang sesuai.

2. Perbedaannya dapat diketahui dari penyebabnya, tanda dan gejala, serta dari anamnesis yang baik dan lengkap. Misalnya pada penderita paptic ulcer gejala khasnya adalah perasaan nyeri epigastrium yang dirasakan sehingga seseorang dapat terbangun dari tidurnya karena sakit tersebut. Sedangkan pada gastritis, gejala khasnya adalah perasaan pedih pada epigastrium, baik sebelum dan setelah makan.

3. Perbedaan fiungsional dan non-fungsional adalah pada dyspepsia fungsional tidak terjadi kelainan organic tetapi terjadi kelainan fungsi dari system saluran makanan, misalnya karena factor psikis, stress dan lainnya. Sedangkan dyspepsia organic terjadi karena kelainan pada organ, misalnya karena ulcer like / ulcer non like dyspepsia dan sebagainya.

4. Pemeriksaan fisik yang dijumpai pada setiap penyakit lambung adalah sama, karena gejala maupun tanda yang dapat dilihat adalah sama satu sama lain pada penyakit lambung.

5. Gejala heart burn juga dapat ditemukan pada penderita jantung iskemik yang mempunyai keluhan yang sama, seperti pada syndrome dyspepsia.

6. Hal ini karena berdasarkan tanda dan gejala yang dialami Ibu Aminah pada scenario mengarah pada peptic ulcer. Namun dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui kelainan yang terjadi.

LEARNING ISSUE

JENIS-JENIS PENYAKIT PADA LAMBUNG

1. SINDROM DISPEPSIA

Defenisi

Istilah dyspepsia mulai gencar dikemukakan sejak akhir tahun 80-an, yang menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yg terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa perut penuh, sendawa, regurgitasi, dan rasa panas yg menjalar di dada.

Jenis-Jenis Dyspepsia

a. Dyspepsia organic

Dyspepsia organic jarang ditemukan pada usia muda, tetapi banyak ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun. Istilah dyspepsia organic baru dapat dipakai bila penyebabnya sudah jelas.

Yg dapat digolongkan dyspepsia organic yaitu:

ü Dyspepsia tukak (ulcer-like dyspepsia)

Keluhan penderita yg sering diajukan adalah persaan nyeri di uluh hati. Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan. Pada tengah malam sering terbangun karena nyeri atau pedih di uluh hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya tukak di lambung atau di duodenum.

ü Dyspepsia bukan tukak

Mempunyai keluhan yg mirip dengan dyspepsia tukak. Biasa ditemukan pada gastritis, duodenitis, tetapi pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan tanda–tanda tukak.

ü Refluk gastroesofageal

Gejala yg klasik dari refluk gastroesofageal, yaitu rasa panas di dada dan regurtasi masam, terutama setelah makan. Bila seseorang mempunyai keluhan tersebut di atas disertai keluhan sindrom dyspepsia lainnya, maka disebut dyspepsia refluk gastroesofageal.

ü Karsinoma

Karsinoma dari saluaran makan (esophagus, lambung, pangkreas, kolon). Sering menimbulkan keluhan sindrom dyspepsia. Keluhan yg sering diajukan yaitu rasa nyeri di perut, keluhan bertambah berkaitan dengan makanan, anoreksia dan berat badan menurun.

ü Pancreatitis

Rasa nyeri timbulnya mendadak yg menjalar ke punggung. Perut dirasa makin tegang dan kembung. Disamping itu, keluhan lain dari sindrom dyspepsia juga ada.

ü Dyspepsia pada sindrom malasorpsi

Pada penderita ini disamping mempunyai keluhan rasa nyeri perut, nausea, anoreksia, sering flatus, kembung, keluhan utama lainnya yg mencolok ialah timbulnya diare profus yg berlendir.

ü Dyspepsia akibat obat-obatan

Banyak macam obat yg dapat menimbulkan rasa sakit atau tidak enak didaerah ulu hati tanpa atau disertai rasa mual dan muntah. Misalnya obat NSAID, teofilin, digitalis, antibiotic oral (terutama ampisilin, eritromisin), alcohol, dll. Oleh karena itu, perlu ditanyakan macam obat yg dimakan sebelum timbulnya keluhan dyspepsia.

b. Dyspepsia fungsional (Dispepsia non-organik)

Dyspepsia fungsional atau Dyspepsia non-organik, merupakan dyspepsia yang tidak ada kelainan organic tetapi merupakan kelainan fungsi dari saluran makanan, termasuk juga dyspepsia dismotilitas (dysmotility like dyspepsia). Pada dyspepsia dismotilitas umumnya terjadi gangguaan motilitas, diantaranya waktu pengosongan lambung lambat, abnormalitas kontrakil, abnormalitas mioelektrik lambung, refluk gastroduodenal. Penderita dengan dyspepsia fungsional biasanya sensitif terhadap produksi asam lambung .

Kelainan psikis, stres, dan faktor lingkungan juga dapat menimbulkan dyspepsia fungsional, hal ini dapat dijelaskan kembali faal saluran cerna pada proses pencernaan yang ada pengaruhnya dari nervus vagus. Nervus vagus tidak hanya merangsang sel parietal secara langsung, tetapi memungkinkannya efek dari antral gastrin dan rangsangan lain dari sel parietal. Dengan melihat, mencium bau atau membayangkan sesuatu makanan saja sudah terbentuk asam lambung yang banyak mengandung HCL dan pepsin. Hal ini terjadi secara refletoris oleh karena nervus vagus.

2. GASTRITIS

Defenisi

Gastritis ialah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar banyak orang mengeluh akan rasa tak enak pada perut bagian atas, misalnya rasa perut selalu penuh, mual, perasaan panas pada perut, rasa pedih sebelum atau sesudah makan dan sebagainya.

Etiologi

Yang sering disebut-sebut sebagai penyebab, ialah karena makanan atau minuman yang panas atau yang dapat merusak mukosa lambung, misalnya alcohol, salisilat, keracunan makanan yang mengandung toksin stafilokokus. Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa gastritis yang amat penting. Pemakaian antibiotic yang cukup lama, obat anti inflamasi non steroid ( NSAID ).

3. ULKUS PEPTIKUM

Defenisi

Ulkus peptikum adalah ulkus yang terjadi pada mukosa, sub mukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis, dari traktus gastrointestinal yang selalu berhubungan dengan asam lambung.

Etiologi

1. Asam getah lambung terhadap resistensi mukosa

2. Golongan darah

3. Susunan saraf pusat

4. Inflamsi bacterial

5. Inflamasi non bacterial

6. Infark

7. Factor hormonal.

8. Tukak akibat obat – obatan

9. Herediter

10. Berhubungan dengan penyakit lain.

4. TUMOR LAMBUNG

Defenisi

Tumor lambung adalah pembengkakan atau pertumbuhan jaringan yang abnormal pada lambung

Etiologi

Seperti pada umumnya tumor di tempat lain, penyebab tumor lambung juga belum diketahui secara pasti, namun faktor yang mempermudah terjadinya tumor lambung adalah perubahan mukosa yang abnormal, antara lain seperti gastritis atropi, polip di gaster dan anemia pernisiosa.

TANDA DAN GEJALA, ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG PADA PENYAKIT LAMBUNG SECARA UMUM

Lambung merupakan organ yang memiliki banyak penyakit . Oleh karena itu, untuk menentukan diagnose dari suaut penyakit lambung diperlukan anamnesis untuk mengetahui gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

I. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala pada penyakit lambung yang timbul adalah lebih kurang sama antara satu sama lain. Tanda-tanda dan gejala-gejala umum yang dijumpai pada penyakit lambung adalah:

a. Ingesti / Tidak bisa makan

b. Anoreksia / Nafsu makan yang berkurang

c. Bersendawa

d. Perut kembung

e. Perasaan lekas kenyang

f. Nausea / Mual

g. Vomitus / Muntah

h. Heartburn / Perasaan seperti terbakar di substernal atau di dada.

i. Nyeri Epigastrik / Nyeri perut bagian atas

j. Rasa masam di mulut

II. ANAMNESIS

Anamnesis secara umum pada penyakit lambung yang perlu dilakukan oleh seorang dokter terhadap pasiennya, meliputi :

a. Menyapa dan memperkenalkan diri dengan pasien dan keluarganya

b. Anamnesis peribadi, meliputi :

· Nama pasien

· Alamat dan tanggal lahir

· Umur

· Jenis kelamin

· Status perkawinan

· Tanggal masuk berobat

c. Anamnesis penyakit, meliputi :

· Keluhan utama

· Keluhan tambahan

· Urutan hal-hal yang dapat ditanya oleh seorang dokter mengenai keluhan utama dan tambahan sesuai dengan gejala-gejala dan tanda-tanda pada pasien adalah :

1. Onset

Ì Mulainya pasien merasakan keluhan tersebut

2. Lokasi

Ì Daerah yang dirasakan sakit oleh pasien

3. Durasi

Ì Lamanya sakit itu dirasakan pasien

4. Sifat

Ì Keparahannya (ringan,sedang atau berat)

5. Penyebaran

Ì Kemungkinan sakit juga dirasakan pada daerah tubuh yang lain

6. Waktu

Ì Kapan-kapan saja sakit itu dirasakan.

7. Faktor-faktor yang memperberat

Ì Tindakan-tindakan yang menambah rasa sakit tersebut

8. Faktor-faktor yang memperingan

Ì Tindakan tindakan yang dapat membantu menghilangkan atau mengurangkan rasa sakit.

d. Riwayat penyakit :

· Riwayat penyakit terdahulu

· Riwayat penyakit keluarga

· Riwayat pengobatan

e. Menelaah tentang :

· Kondisi sosial ekonomi

· Pengonsumsian alkohol

· Pekerjaan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Untuk tujuan dekskriptif rongga abdomen dibagi menjadi 4 daerah dan lebih spesifik lagi dibagi menjadi 9 daerah yaitu :

Ë Urutan Teknik – teknik pemeriksan lambung adalah :

a. INSPEKSI

Dilakukan pada pasien dengan posisi tidur terlentang dan diamati dengan seksama dinding abdomen. Yang perlu diperhatikan adalah:

· Keadaan kulit

ØWarnanya (ikterus, pucat )

ØElastisitasnya (menurun pada orang tua dan dehidrasi), kering (dehidrasi), lembab (asites)

ØJaringan parut (tentukan lokasinya), striae (gravidarum/cushing syndrome), pelebaran pembuluh darah vena (obstruksi vena kava inferior & kolateral pada hipertensi portal).

· Besar dan bentuk abdomen

ØRata, menonjol, atau scaphoid (cekung).

· Simetrisitas

· Perhatikan adanya benjolan local

Øhernia, hepatomegali, splenomegali

· Gerakan dinding abdomen

· Peristaltik

ØGerakan peristaltik usus meningkat pada obstruksi ileus, tampak pada dinding abdomen dan bentuk usus juga tampak (darm-contour).

· Pulsasi

ØPembesaran ventrikel kanan dan aneurisma aorta sering memberikan gambaran pulsasi di daerah epigastrium dan umbilical.

b. AUSKULTASI

Kegunaan auskultasi ialah untuk mendengarkan suara peristaltic usus dan bising pembuluh darah. Dilakukan selama 2-3 menit.

· Mendengarkan suara peristaltic usus

Ø Diafragma stetoskop diletakkan pada dinding abdomen, lalu dipindahkan ke seluruh bagian abdomen. Suara peristaltic usus terjadi akibat adanya gerakan cairan dan udara dalam usus.

Ø Frekuensi normal berkisar 5-34 kali/ menit. Bila terdapat obstruksi usus, peristaltic meningkat disertai rasa sakit Bila obstruksi makin berat, abdomen tampak membesar dan tegang, peristaltic lebih tinggi seperti dentingan keping uang logam (metallic- sound). Bila terjadi peritonitis, peristaltic usus akan melemah, frekuensinya lambat, bahkan sampai hilang

· Mendengarkan suara pembuluh darah.

Ø Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase.

Ø Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit).

c. PERKUSI

Perkusi berguna untuk mendapatkan orientasi keadaan abdomen secara keseluruhan, menentukan besarnya hati, limpa, ada tidaknya asites, adanya massa padat atau massa berisi cairan (kista), adanya udara yang meningkat dalam lambung dan usus, serta adanya udara bebas dalam rongga abdomen. Suara perkusi abdomen yang normal adalah timpani (organ berongga yang berisi udara), kecuali di daerah hati (redup; organ yang padat).

· Orientasi abdomen secara umum.

Ø Dilakukan perkusi ringan pada seluruh dinding abdomen secara sistematis untuk mengetahui distribusi daerah timpani dan daerah redup (dullness).

· Cairan bebas dalam rongga abdomen

Ø Adanya cairan bebas dalam rongga abdomen (asites) akan menimbulkan suara perkusi timpani di bagian atas dan dullness dibagian samping atau suara dullness dominant. Karena cairan itu bebas dalam rongga abdomen, maka bila pasien dimiringkan akan terjadi perpindahan cairan ke sisi terendah.

· Cara pemeriksaan asites:

1. Pemeriksaan gelombang cairan (undulating fluid wave).

Ø Teknik ini dipakai bila cairan asites cukup banyak. Prinsipnya adalah ketukan pada satu sisi dinding abdomen akan menimbulkan gelombang cairan yang akan diteruskan ke sisi yang lain.

Ø Pasien tidur terlentang, pemeriksa meletakkan telapak tangan kiri pada satu sisi abdomen dan tangan kanan melakukan ketukan berulang- ulang pada dinding abdomen sisi yang lain. Tangan kiri kan merasakan adanya tekanan gelombang.

2. Pemeriksaan pekak alih (shifting dullness).

Ø Prinsipnya cairan bebas akan berpindah ke bagian abdomen terendah. Pasien tidur terlentang, lakukan perkusi dan tandai peralihan suara timpani ke redup pada kedua sisi. Lalu pasien diminta tidur miring pada satu sisi, lakukan perkusi lagi, tandai tempat peralihan suara timpani ke redup maka akan tampak adanya peralihan suara redup.

d. PALPASI

· Pasien diusahakan tenang dan santai dalam posisi berbaring terlentang.Sebaiknya pemeriksaan dilakukan tidak buru-buru. Palpasi dilakukan dengan menggunakan palmar jari dan telapak tangan.Sedangkan untuk menentukan batas tepi organ, digunakan ujung jari.

· Diusahakan agar tidak melakukan penekanan yang mendadak, agar tidak timbul tahanan pada dinding abdomen. Palpasi dimulai dari daerah superficial, lalu ke bagian dalam. Bila ada daerah yang dikeluhkan nyeri, sebaiknya bagian ini diperiksa paling akhir.

· Pemeriksaan ballottement : Cara palpasi organ abdomen dimana terdapat asites.

Ø Caranya dengan melakukan tekanan yang mendadak pada dinding abdomen & dengan cepat tangan ditarik kembali. Cairan asites akan berpindah untuk sementara, sehingga organ atau massa tumor yang membesar dalam rongga abdomen dapat teraba saat memantul.

Ø Setiap ada perabaan massa, dicari ukuran/besarnya, bentuknya, lokasinya, konsistensinya, tepinya, permukaannya, fiksasi/mobilitasnya, nyeri spontan/ tekan, dan warna kulit di atasnya.

NO

TEKNIK PEMERIKSAAN ABDOMEN

KETERANGAN

KEMUNGKINAN TEMUAN

1.

INSPEKSI

Kulit

Jaringan parut, striae, collateral vena

Umbilicus

Hernia, inflamasi

Bentuk, kesimetrisan, pembesaran organ atau adanya massa

Penonjolan pinggang, suprapubik, pembesaran hati atau limpa atau tumor

Adanya Pulsasi

Peningkatan aneurisma aorta.

2.

AUSKULTASI

Bising usus

Peningkatan dan penurunan motilitas

Suara pembuluh darah

Fase sistolik dan diastolic

3.

PERKUSI

Pola bunyi timpani dan redup

Asites atau massa padat

4.

PALPASI

Tekanan ringan untuk mengetahui Adanya nyeri otot, nyeri lepas dan nyeri tekan

Inflamasi peritoneal

Lebih Dalam untuk mengetahui adanya massa atau nyeri tekan

Tumor

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang pada penyakit abdomen meliputi :

a. Analisis Lambung

v Dilakukan untuk mengukur BAO (Basal acid output) / Pengeluaran asam basal

v Tujuannnya untuk menegakkan diagnosis Sindrom Zollinger-Ellison (Tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah yang besar dan yang menyebabkan ulkus peptikum)

v Sebuah tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis.

b. Analisis Stimulasi

v Tujuannya untuk menentukan akhlorhidria, bilamana MAO terdapat di bawah 0,25 mEq per jam

v Dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO / Maximum acid output) seperti pemberian obat yang merangsang sekresi asam.

v Akhlorida adalah tidak adanya sekresi asam setelah pengobatan dengan salah satu obat perangsang dalam dosis maksimal.

v Pemeriksaan ini memabantu dalam penegakkan diagnosis peptic ulcer.

c. Pemeriksaan Rontgenologik

v Setiap pasien dengan keluhan nyeri di perut bagian atas perlu dilakukan pemeriksaan ini.

v Dua belas jam sebelum si penderita diperkisa, sebaiknya dianjurkan untuk berpuasa.

v Teknik yang digunakan adalah teknik double kontras dengan tujuan untuk melihat kelainan pada mukosa lambung.

v Dilihat pada berbagai posisi misalnya :

Ì Posisi telentang ( supine)

Ì Oblique ke kiri dan ke kanan

Ì Posisi tengkurap ( prone )

v Tujuan pengambilan pada berbagai posisi adalah untuk mendapat gambaran yang lebih teliti.

d. Pemeriksaan Gastrokoskopi

v Hal – hal yang diperhatikan pada pemeriksaan dengan gastrokoskopi adalah :

Ì Mukosa lambung

Ì Warnanya

Ì Licin tidaknya mucosa lambung

Ì Ada / tidaknya kelainan

Ì Letak kelainan tersebut

v Setiap dinding lambung diamati dengan teliti mulai dari :

Ì Fundus

Ì Korpus

Ì Dinding anterior

Ì Dinding posterior

Ì Kurvatura mayor dan minor

Ì Angulus

Ì Antrum

Ì Prepilorus

Ì Pylorus ( kontraksi dan bentuknya)

e. Pemeriksaan Patologi

v Sitologi

ü Secara pengurasan lambung

Å Digunakan untuk mengambil cairan lambung dengan cara bilas lambung dengan menggunakan larutan garam normal

Å Tujuannya adalah untuk mendeteksi dini sel sel ganas yang terdapat pada lambung.

Å Larutan yang terkumpul akan dibawa ke labotarium untuk dianalisis.

ü Gastrofiberscope yang dilengkapi alat sitologi

Å Pemeriksaan yang diakukan langsung pada tempat atau daerah yang mengalami kelainan

Å Digunakan untuk melihat adanya ulkus , tumor dan lain –lain

v Biopsy

ü Dalam melakukan biopsy pemeriksa dapat melihat secara visual dengan mudah dan biasanya diambil jaringan jaringan pada beberapa tempat yang diragukan kelainannya.

f. Pemeriksaan Dengan USG (Ultrasonograpy), Ct-Scan (Computed Tomography-Scan) Dan Mri (Magnetic Resonance Imaging)

v Lesi di lambung dapat dievaluasi dengan USG endoskopi, yaitu suatu teknik yang menggabungkan pemeriksaan USG dan endoskopi

v Tumor sekunder pada lambung dapat di diteksi dengan CT-Scan dan USG

v MRI bermanfaat dalam pencitraan beberapa massa abdomen.

TANDA DAN GEJALA PENYAKIT LAMBUNG

1. GASTRITIS

Adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster.

Tanda dan gejalanya meliputi:

· muntah

· rasa perut selalu penuh

· mual-mual

· perasaan panas pada perut

· rasa pedih sebelum atau sesudah makan

· nyeri timbul pada ulu hati

2. ULKUS PEPTIKUM (TUKAK PEPTIK)

Ciri khas dari ulkus adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali. Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala sama sekali.ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.

Hanya separuh dari penderita yang memiliki gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas, sakit, rasa kosong dan lapar. Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kosong. Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.

Nyeri dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di tempat tertentu, yaitu hamper selalu dirasakan tepat di bawah tulang dada.

3. DISPEPSIA FUNGSIONAL

Didefinisikan sebagai:

Ø Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelah makan,cepat kenyang, nyeri uluhati/epigastrik, rasa terbakar di epigastrium.

Ø Tidak ada bukti kelainan structural (termasuk di dalamnya pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas) yang dapat menerangkan penyebab keluhan tersebut.

Ø Keluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan terakhir sebelum diagnosis ditegakkan.

Gambaran Klinis

Karena bervariasi jenis keluhan dan kuantitas/kualitasnya pada setiap pasien, maka banyak disarankan untuk mengklasifikasi dyspepsia fungsional menjadi beberapa subgroup didasarkan pada keluhan yang paling mencolok atau dominan.

· bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari dikategorikan sebagai dispepsia

· fungsional seperti ulkus (ulcer like dyspepsia).

· bila kembung, mual, cepat kenyang merupakan keluhan yang paling sering

· dikemukakan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti dismotilitas (dismotility like dyspepsia).

· bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan,dikategorikan sebagai dispepsia non-spesifik.

Perlu ditekankan bahwa pengelompokan tersebut hanya untuk mempermudah diperoleh gambaran klinis pasien yang kita hadapi serta pemilihan alternative pengobatan awalnya.

4. TUMOR GASTER

Tumor gaster terdiri atas tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak lebih jarang daripada tumor ganas. Keluhan utama tumor ganas gaster adalah berat badan menurun (82%), nyeri epigastrium (63%), muntah (41%), keluhan pencernaan (40%), anoreksia (28%), keluhan umum (25%), disfagia (18%), nausea (18%), kelemahan (17%), sendawa (10%), hematemesis (7%), regurgitasi (7%) dan lekas kenyang (5%).

PATOFISIOLOGI DISPEPSIA

I. Dispepsia Organik

Dispepsia organik jarang di temukan pada usia muda, tetapi banyak di temukan pada usia lebih dari 40 tahun.

Yang termasuk dalam dispepsia organik adalah:

· Dispepsia tukak

· Refluk gastroesofegal

· Penyakit saluran empedu

· Karsinoma

· Pankreatitis

· Sindroma malabsobsi

· Bebrapa penyakit metabolisme

· Penyakit lain, misalnya penyakit jantung iskemik.

Dispepsia Tukak

Keluhan penderita yang sering diajukan adalah rasa nyeri di ulu hati. Berkurang atau bertambahnya rasa nyeri ada hubungannya dengan makanan, Pada tengah malam sering terbangun karena nyeri atau pedih di ulu hati. Hanya dengan pemeriksaan endoskopi dan radiologi dapat menentukan adanya tukak di lambung atau duodenum.

v Peptic Ulcer

Dua penyebab utama ulcus (tukak):

1. Peroduksi mukus yang terlalu sedikit

2. Produksi asam yang berlebihan di lambung atau yang di salurkan di usus.

A. Penurunan produksi mukus sebagai penyebab ulkus

Kebanyakan ulkus terjadi jika sel sel mukosa usus tidak menghasilkan produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematiaan sel-sel penghasil mukus. Ulkus jenis ini dinamakan ulkus iskemik. Penurunan aliran darah terjadi pada semua shock.

Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan dengan infeksi bakteri H.pilory membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi mukus. Sekitar 90% pasien ulkus duodenum dan 70% ulkus gaster memperlihatkan infeksi H.pilory. Infeksi H.pilory endemik di beberapa negara berkembang terjadi dengan cara ingesti mikoorganisme.

Penggunaan beberapa obat, terutama obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID), juga dihubungkan dengan peningkatan resiko berkembangnya ulkus. Aspirin menyebabkan iritasi diding mukosa, demikian juga dengan NSAID lain dan glukokortikosteroid. Obat-obat ini menyebabakan ulkus dengan menghambat perlindungan prostaglandin secara sistemik atau di dinding usus. Sekitar 10% pengguna NSAID mengalami ulkus aktif dengan persentase yang tinggi untuk mengalami erosi yang kurang serius. Perdarahan lambung atau usus dapat terjadi akibat NSAID. Lansia terutama rentan terhadap GI akibat NSAID. Obat lain atau makanan di hubungkan dengan perkembangan ulkus termasuk kafein, alkohol, dan nikotin.

B. Kelebihan Asam Sebagai Penyebab Ulkus

Pembentukan asam di lambung pentung untuk mengaktifkan enzim pencernaan lambunng. Asam hidroklorida (HCL) dihasilkan oleh sel-sel pariental sebagai respons terhadap makanan tertentu, obat, hormon, (termasuk gasrin), histamin, dan stimulasi parasimpatis. Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel pariental untuk menghasilkan asam. Sebagian individu memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel parientalnya terhadap makanan atau zat tersebut, atau mungkin mereka memeliki sel pariental yang lebih banyak dari normal sehingga menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin bersifat asam yang dapat langsung mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.

Hormon lambung gasrin juga menstimulasi prooduksi asam, sehingga apapun yang dapat meningkatkan sekresi gastrin dapat menyebabakan produksi asam yang berlebihan. Contoh utama dari kondisi ini adalah sindrom Zolliger-Elison, penyakit yang di tandai dengan pertumbuhan tumor di sel-sel endokrinpenghasil gastrin. Penyebab lain kelebihan asam antara lain stimulasi vagal yang berlebihan pada sel pariental yang terlihat setelah cedera atau trauma otak. Ulkus yang berkembang dalam keadaan seperti ini disebut ulkus chusing. Stimulasi terhadap vagus yang berlebihan selama stres psikologis juga dapat menyebabkan produksi HCl yang berlebihan.

C. Peingkatan Penyaluran Asam Sebagai Penyebab Ulkus Duodenum

Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke duodenum dapat memperberat kerja lapisan mukus protektif di duodenum. Hal ini terjadi pada iritasi lambung oleh makanan tertentu atau mikroorganisme, serta sekresi gastrin yang berlebihan atau distensi abnormal.

Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke dalam usus juga terjadi pada keadaan yang di sebut dumping sindrome atau sindrom limpah. Sindrom limpah terjadi jika kemampuan lambung untuk menahan dan secara lambat mengeluarkan kimus kedalam duodenum terganggu.salah satu penyebab sindrom limpah adalah pengankatan secara bedah sebagian lambung. Sindrom limpah tidak hanya mengakibatkan perpindahan isi lambng ke usus, tetapi juga dapat mengakibatkan hipotensi kardiovaskular. Hipotensi terjadi karena perpindahan berbagai macam partikel makanan ke usus semuanya dalam satu waktu mengakibatkan sebagian besar air di sirkulasi pindah ke usus melalui proses osmosis.

II. Dispepsia Fungsional

1. Sekresi asam Lambung

Kasus dengan dispepsia fungisional, umumnya mempunyai tingkat sekresi asam lambung, baik sekresi basal maupun dengan stimulasi pentagastrin, yang rata-rata normal. Di duga adanya peningkatan sesitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di perut.

2. Helicobacter pylori (HP)

Peran infeksi helicobacter pylori pada dispepsia fungisional belum sepenuhnya di mengerti dan diterima. Dari berbagai laporan kerapan Hp pada dispepsia fungisional sekitar 50% dan tidak berbeda bermakna dengan angka kekerapan Hp pada kelompok orang sehat. Memang mulai ada kecendrungan untuk melakukan eradikasi Hp pada dispepsia fungisional dengan Hp positif yang gagal dengan pengobatan konserfatif baku.

3. Dismotilitas Gastrointestinal

Berbagai studi melaporkan bahwa pada dispepsia fungsional terjadi perlamabatan pengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum (sampai 50% kasus), gangguan akomoditas lambung waktu makan , disritmia gaster dan hipersensivitas viseral. Salah satu dari keadaan ini dapat ditemukan pada setengah sampai dua pertiga kasus dispepsia fungsional. Perlambatan pengosongan lambung terjadi pada 25-80% kasus dispepsia fungsional, tetapi tidak ada kolerasi antara beratnya keluhan dengan derajat perlambatan pengosongan lambung. Pemeriksaan manometri antro-duodenal memperlihatkan adanya abnormalitas dalam bentuk post antral hipomotilitas prandial, disamping juga ditemukannya disfungsi motorik usus halus. Perbedaan patofisiologi ini diduga yang mendasari perbedaan pola keluhan dan akan mempengaruhi pola pikiran pengobatan yang akan diambil. Pada kasus dispepsia fungsional yang mengalami perlambatan pengosongan lambung berkorelasi dengan keluhan mual, muntah dan rasa penuh di ulu hati. Sedangkan kasus dengan hipersensitivitas terhadap distensi lambung biasanya akan mengeluh nyeri, sendawa dan adanya penurunan berat badan. Rasa cepat kenyang ditemukan pada kasus yang mengalami gangguan akomoditas lambung waktu makan. Pada keadaan normal, waktu makanan masuk lambung terjadi relaksasi fundus dan korpus gaster tanpa peningkatan tekanan dalam lambung. Dilaporkan bahwa penderita dispepsia fungsional terjadi penurunan kemampuan relaksasi fundus post prandial pada 40% kasus. Konsep ini yang mendasari adanya pembagian sub grup dispepsia fungsional menjadi tipe dismotilitas, tipe seprti ulkus dan tipe campuran.

4. Ambang Rangsang Persepsi

Dinding usus mempunyai berbagai reseptor, termasuk reseptor kimiawi, reseptor mekanik dan nociceptor. Dalam studi tampaknya kasus dispepsia ini mempunyai hipersensitivitas viseral terhadap distensi balon di gaster atau di duodenum. Bagaimana mekanismenya, masih belum dipahami. Penelitian dengan menggunakan balon intragastrik didapatkan hasil bahwa 50% populasi dispepsia fungsional sudah timbul rasa nyeri atau tidak nyaman diperut pada inflasi balon dengan volume yang lebih rendah dibandingkan dengan volume yang menimbulkan rasa nyeri pada populsi kontrol.

5. Disfungsi Autonom

Disfungsi persarafan vagal diduga berperan dalam hipersensitivitas gastrointestinal pada kasusu dispepsia fungsional. Adanya neuropati vagal juga diduga berperan dalam kegagalan relaksasi bagian proksimal lambung waktu menerima makanan, sehingga menimbulkan gangguan akomodasi lambung dan rasa cepat kenyang.

6. Aktivitas Mioelektrik Lambung

Adanya disritmia mioelektrik lambung pada pemeriksaan elektrogastrografi berupa tachygastria, bradigastria pada lebih kurang 40% kasus dispepsia fungsional, tapi hal ini bersifat inkosisten.

7. Hormonal

Peran hormonal belum jelas dalam patogenesis dispepsia fungsiona. Dilaporkan adanya penurunan kadar hormon motilin yang menyebabkan gangguan motilitas antroduodenal. Dalam beberapa percobaan, progesteron, estradiol dan prolaktin mempengaruhi kontaktilitas otot polos dan memperlambat waktu transit gastrointestinal.

8. Diet dan faktor lingkungan

Adanya intoleransi makanan dilaporkan lebih sering terjadi pada kasusu dispepsia fungsional dibandingkan kasus kontrol

9. Psikologis

Adanya stress akut dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal dan mencetuskan keluhan pada orang sehat. Dilaporkan adanya penurunan kontraktilitas lambung yang mendahului keluhan mual setelah stimulus stress central. Tapi kolerasi antara faktor psikologik stress kehidupan, fungsi otonom dan motilitas tetap masih kontroversial. Tidak didapatkan personality yang karakteristik untuk kelompok dispepsia ini dibandingkan kelompok kontrol. Walaupun dilaporkan dalam studi terbatas adanya kecenderungan pada kasus dispepsia fungsional terdapat masa kecil yang tidak berbahagia, adanya seksual abuse, atau adanya gangguan psikiatrik.

PENATALAKSANAAN DYSPEPSIA

PROMOTIF

  • Melakukan promosi atau nasihat tentang gaya hidup yang sehat, makanan sehat, dan melakukan diet yang benar.
  • Memberikan nasihat atau anjuran penghentian merokok dan mengkonsumsi alkohol
  • Memberikan nasihat tentang obat yang bisa menyebabkan dispepsia

· Saran Diet untuk memasukkan lima porsi buah atau sayuran setiap hari.

PREFENTIF

· Makan pada waktu yang tetap setiap hari.

· Perlu setidaknya ada kesenjangan jam antara waktu makan.

· Jangan makan dan minum pada waktu yang sama. Air harus diminum hanya setelah makan selesai.

· Jangan makan makanan berminyak dan pedas yang berlebihan, terutama di musim panas. Pada musim panas, makanan harus mengandung sayuran dan buah-buahan segar yang diutamakan.

· Hindari merokok dan mengkonsumsi alkohol

· Hindarkan tidur terlalu malam. Insomnia dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

· Perempuan harus menjaga apa yang mereka makan selama kehamilan. Ini adalah masa ketika sistem pencernaan sangat sensitif.

· Rajin berolahraga. Hal ini membantu dalam pencernaan makanan.

· Ketegangan dan kekhawatiran di pikiran (stress) juga mengganggu pencernaan makanan. Jadi sebaiknya hindari stress.

· Setelah makan, menghindari berbaring setidaknya selama dua jam. Menghindari berbaring saat makan.

· kelebihan berat badan memberikan tekanan pada saluran pencernaan dan dapat mempengaruhi fungsinya.

· Menghindari makan berlebihan, yaitu makan terus bahkan setelah perut mereka penuh. Hal ini menyebabkan masalah dispepsia berat seperti sembelit, perut kembung, mual gastritis, dll

REHABILITATIF

· Mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran dan arahan dari dokter

· Hati-hati dalam pengkonsumsian obat agar tidak memperparah penyakit

· Mengubah gaya hidup dengan pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya dalam membantu kesembuhan penderita.

· Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi

· Menghindari alcohol, rokok, makanan pedas, asam dan makanan/minuman yang dapat memperburuk kondisi pasien

· Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

· Diet. Beberapa orang merasa sakitnya berkurang setelah membuat perubahan pola makan. Ini termasuk menghindari makanan berlemak (yang dapat memperlambat pengosongan lambung). Selain itu kurangi kafein, menjauhi makanan yang dapat mengiritasi, menjaga berat badan agar selalu ideal serta melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.

· Penurunan stres dan kelelahan dapat mengurangi gejala pada banyak pasien.

KURATIF DAN FARMAKOLOGI

TERAPI TERDIRI DARI

1. Non medikamentosa

· Diet

Diet yang dianjurkan adalah diet Sippy, sekarang lebih dikenal dengan diet lambung. Dasar diet ini adalah makan sedikit berulang kali, makanan yang banyak mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi makanan yang dimakan harus lembek dan mudah dicerna, tidak merangsang, kemungkinan dapat menetralisir asam HCL. Dilarang memakan makan pedas, asam dan alcohol dan makanan yang di makan harus mudah cerna. Perut tidak boleh kosong atau terlalu penuh karena kemungkinan akan menambah sakit perut atau timbul reaksi muntah.

2. Medikamentosa

· ANTASIDA (Penetralisir asam lambung)

Antasida adalah obat yang bekerja lokal pada lambung untuk menetralkan asam lambung. Obat ini biasa digunakan untuk sindroma dyspepsia, mengurangi rasa nyeri. Jadi antasida bermanfaat dan berguna untuk mengurangi asam lambung, dengan demikian dapat diharapkan untuk menyembuhkan sindroma dyspepsi. Obat ini dianjurkan diminum diantara waktu makan.

antasid menetralisir sekresi asam lambung,campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na bikarbonat, AI (OH)3, Mg (OH)2 dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini sebaiknya jangan diberikan terus menerus, sifatnya hanya simptomatis, untuk mengurangi rasa nyeri.Mg triselikat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCI2

dosis: 20 – 150 ml/ hari.

· ANTI – KOLINERGIK

Obat golongan anti kolinergik menghambat inervasi saraf kolinergik postganglionic pada otot polos dan memblokir aksi asetilkolin pada sel periental. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung sekitar 28- 43 %

· PROKINETIK

Obat yang termasuk golongan prokinetik yaitu Cisapride, Domperidon Dan Metoklopramid. Golongan cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis. Dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung

Ë METOKLOPRAMID

Obat ini berguna untuk :

1. Meningkatkan perbedaan asetilkolin dari saraf terminal post – ganglionik kolinergik

2. Merangsang reseptor muskarinik pada asetil kolin

3. Merupakan reseptor antagonis dopamin

Jadi dengan demikian Metoklopramid akan merangsang kontraksi dari saluran makanan dan mempercepat pengosongan lambung.

Ë DOMPERIDON

Domperidon bermanfaat untuk pengobatan dyspepsia yang disertai masa pengosongan yang lambat, rerfluks gastro-esophagus, anoreksia nervosa, gastroparesis.

Ë CISAPRIDE

Berkasiat memperbaiki motilitas seluruh makanan.pada penderita dengan dispesia, dimana sering terjadi gangguan motilitas pada saluran makanan bagian atas, maka obat ini untuk memperbaikinya. Hal ini disebabkan karena Cisapride meningkatkan tonus sfingter esophagus bagian bawah, peristaltik esophagus dan pengosongan esophagus.

Jadi obat ini juga bermanfaat pada pseudoobstruksi usus kronis idiopatik, pada penderita konstipasi karena paraplegia dan pemakai obat laksatif yang menahun.

· GOLONGAN SITOPROTEKTIF

Selain bersifat sitoprotektif ,juga menekan sekresi asam lambung oleh sel pariental .Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen ,yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi ,meningkatkan produksi mukus meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa ,serta membentuk lapisan protektif (sebagai site protective),yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).

ARH2 (Antagonis / Reseptor H2) Cimetidin, Ranitidin, Roksatidin.

Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dyspepsia organic atau esensial sepeti tukak peptik.Mekanisme kerjanya memblokir efek histamine pada sel parietal sehingga sel parietal dapat dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung.

· PPI (PROTON PUMP INHIBITORS)

Adalah Penghambat pompa proton mengurangi produksi asam dengan menghalangi enzim dalam dinding lambung yang menghasilkan asam.

· PENATALAKSANAAN DENGAN INFEKSI HELICOBACTER PYLORI

Pasien dengan HP positif mendapat terapi dibagi enjadi 3 kelompok

Ë terapi dengan antibiotic: seandainya akan diberikan terapi 2 antara PPI / ARH2

Ë terapi tripel (1-2 minggu)

Ø PPI 2X1 + Amoksisilin 2X 1000 + Klaritromisin 2x 500 rejimen terbaik

Ø PPI 2x1 + Metrnidazol 3x500 + Amoksisilin 2 x 1000 kombinasi yang termurah

Ø PPI 2x1 + Metronidazole 3 x 500 + Tertasiklin 4 x 500 (alegi terhadap klaritromisin dan penisilin)

Ë terapi kuadrapel (1 -2 minggu )

Jika gagal dengan terapi tripel , maka dianjurakan memberikan terapi kuadrapel yaitu:

Ø Bismuth + PPI + Amoksisilin + karitromisin

Ø Bismuth + PPI + Metronidazol + Klaritromisin

FARMAKOLOGI

Golongan Obat Antagonis Reseptor H2

Obat

Indikasi

Dosis

Cara Waktu Dan Lama Pemberian

Efek Samping

Cimitidin

· Tukak peptik akut dan kronik

· Gastritis kronik dengan hipersekresi HCI

· 3 x 200 mg + 200 mg

· sebelum tidur 200 mg

· selama 4 mggu

· lanjutan setiap malam

Penekanan eritropoesis, sampai pansitopenia atau neutropenia ganguan SSP sepeti konfusi mental, somnolen, letargi, halusinasi ganggan endokrin yaitu impotensi, ginekomastia

Roksatidin

Gastritis akut dan kronik dengan daya selektif reseptor H2 6 x lebih baik dari pada simitidin, setara ranitidine

75 mg / hari, di sesuaikan dengan bersihan kreatinin

Oral, malam hari selama 1 mggu


Ranitidine

Dyspepsia akut dan kronik khusunya tukak duodenum aktif

2 x 150 mg lanjutan 1 x 150 mg

Selama 4 – 6 mggu malam hari


Golongan Obat Proton Pump Inhibitor

Obat

Indikasi

Dosis

Pemberian

Efek Samping

Omeprazol

Tukak peptik

1x 20 mg/ hari

Setiap pagi, selama 1- 2 mggu, oral

Sakit kepala, nausea, diare, mabuk, lemas, nyeri epigastrik, banyak gas

lansoprazol

Tukak peptik

1 x 30 mg / hari

4 mggu, oral

Oedem

pantoprazol

Tukak peptik, PPI yang ireversibel

1 x 40 mg / hari

Oral

Oedem

PROKINETIK

Obat

Indiksi

Dosis

Efek Samping

METOKLOPRAMID

· Untuk meringankan (mengurangi simptom diabetik gastroparesis akut dan yang kambuh kembali).

· Rasa terbakar yang berhubungan dengan refluks esofagitis.

· Dewasa : sehari 3 kali ½ – 1 tablet (1 tablet = 10 mg)

· Anak-anak usia 5-14 tahun : sehari 3 kali ¼ – ½ tablet (1 tablet = 10 mg) Diberikan 30 menit sebelum makan dan waktu mau tidur.

· Efek SSP: kegelisahan, kantuk, kelelahan dan kelemahan.

· Reaksi ekstrapiramidal: reaksi distonik akut..

· Efek pada kardiovaskular: hipotensi, hipertensi supraventrikular, takikardia dan bradikardia.

· Efek pada gastrointestinal: mual dan gangguan perut terutama diare.

DOMPERIDON

· Untuk pengobatan gejala dispepsia fungsional

· Untuk mual dan muntah akut

· Untuk mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin lebih dari 12 minggu.

· Dewasa dan usia lanjut : 10-20 mg, 3 kali sehari dan

· jika perlu 10–20 mg, sekali sebelum tidur malam tergantung responklinik.

Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal


CISAPRIDE

· Dyspepsia

· Gastroporesis

· 3- 4 x sehari 5- 10 mg 15 – 30 menit sebalum makan, selama 12 mggu


PIRENZEPIN

Indikasi : gejala sakit maag karena kelbihan asam lambung seperti perih mual dan

kembung.

Dosis : 3 x sehari, 1- 2 tablet atau 1 – 2 sendok suspense, 1 jam setelah makan atau

sebelum tidur

SUKRALFAT

Indikasi : Benign Gastric, tukak duodenal, gastritis kronis, Profilaksis tukak akibat

stres.

Dosis : 1 gram per oral sehari empat kali atau 2 gram sehari dua kali selama 4-8

minggu.

Efek Samping : Konstipasi (paling sering, sekitar 2%). mual, muntah, kembung, mulut

kering, gatal-gatal, sakit kepala, insomnia, diare (sangat jarang, < 1%)

KOMPLIKASI DYSPEPSIA

Gangguan pencernaan berat dapat menyebabkan komplikasi, beberapa di antaranya diuraikan di bawah ini.

* Penyempitan Esofagus

Pencernaan sering disebabkan oleh refluks asam, yang terjadi kebocoran ketika asam lambung kembali ke kerongkongan (tenggorokan) dan iritasi pada lapisannya (mukosa). Jika iritasi ini dibangun dari waktu ke waktu, hal ini dapat menyebabkan kerongkongan menjadi bekas luka parut akhirnya dapat mengakibatkan kerongkongan menjadi sempit dan mengerut (dikenal sebagai penyempitan esofagus). Esofageal striktur sering dirawat menggunakan operasi untuk melebarkan kerongkongan Anda.

Jika seseorang memiliki striktur esofagus, maka kemungkinan memiliki gejala seperti:

· kesulitan menelan (disfagia)

· makanan yang menjadi bersarang di tenggorokan

· nyeri dada

* Pyloric stenosis

Seperti striktur esofagus, stenosis pilorus disebabkan oleh iritasi jangka panjang pada lapisan sistem pencernaan dari asam lambung.

Stenosis pilorus terjadi ketika bagian antara perut dan usus kecil (dikenal sebagai pylorus) menjadi bekas luka dan menyempit. Ini menyebabkan muntah dan mencegah setiap makanan yang anda makan dari yang benar dicerna.

Dalam kebanyakan kasus, stenosis pilorus diperlakukan menggunakan pembedahan untuk kembali pilorus untuk lebar yang tepat.

* Peritonitis (Radang selaput perut)

Kronis (jangka panjang) pencernaan dapat merusak dan menginfeksi lapisan saluran pencernaan (peritoneum). Ini dikenal sebagai peritonitis.

Peritonitis biasanya terjadi jika ada kerusakan yang dapat disebabkan oleh paparan berulang dengan asam lambung.

Peritonitis dapat diobati dengan menggunakan:

· Pembedahan untuk memperbaiki kerusakan pada peritoneum

· Obat untuk membersihkan infeksi

PROGNOSIS

Dispepsia bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit lain atau gangguan. Akibatnya, diperkirakan hasil akhirnya tergantung pada penyebab yang mendasari gejala dispepsia. Untuk pengobatan akut dispepsia, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa obat antasida bekerja lebih baik daripada senyawa inert (plasebo) dalam mengurangi gejala.

Namun demikian, efek antasid untuk mengurangi gejala dispepsia dapat menurunkan jumlah prosedur yang luas dan mahal, seperti endoskopi. Antagonis reseptor Histamin mengakibatkan penurunan 50% dalam output asam dengan perut, dan ini telah ditemukan untuk menghasilkan peningkatan yang signifikan pada individu yang mengalami nyeri dan mual.

Agen Prokinetic yang ditemukan perawatan yang paling efektif untuk gangguan motilitas gastrointestinal. Obat-obatan yang menghambat sekresi asam dengan perut (proton pump inhibitor) biasanya pengobatan terbaik untuk acid reflux dari lambung ke dalam (gastroesophageal reflux) kerongkongan.

STATUS PASIEN

Berikut adalah status pasien berdasarkan skenario :

Å ANAMNESIS PERIBADI

v Nama : Ibu Aminah

v Umur : 40 tahun

v Jenis Kelamin : Perempuan

Å ANAMNESIS PENYAKIT

v Keluhan Utama : Sakit perut

v Keluhan Tambahan : Mual, cepat kenyang, heart burn, rasa tidak

nyaman di daerah epigastrium dan muntah

sebanyak 2 kali.

Å RIWAYAT PENYAKIT

v Riwayat Penyakit Sebelumnya : -

v Riwayat Penyakit Keluarga : -

v Riwayat Pengobatan : Mengkonsumsi obat maag yang dibeli di warung.

Å PEMERIKSAAN FISIK : -

Å PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

Å DIAGNOSIS : SINDROMA DYSPEPSIA

KESIMPULAN

Ibu Aminah seorang wanita berusia 40 tahun mempunyai keluhan sebagai berikut :

Ó Sakit perut

Ó Mual

Ó Cepat kenyang

Ó Heart burn

Ó Rasa tidak nyaman di daerah epigastrium

Ó Muntah sebanyak 2 kali

Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh Ibu Aminah, maka dapat disimpulkan bahwa Ibu Aminah mengalami dyspepsia yang mengarah ke Ulkus peptikum. Namun diperlukan pemeriksaan penunjang, seperti endoskopi untuk memastikan kelainan yang terjadi serta lokasinya untuk tujuan pengobatan

Oleh karena itu, sebagai terapi non-medikamentosa diit Sippy/diet lambung untuk memudahkan pencernaan makanan dan menghindari makanan/minuman yang bersifat pedas, asam dan beralkohol.

Di samping itu, obat-obat yang dapat digunakan dalam proses penyembuhan Ibu Aminah setelah diagnosis pasti adalah obat dari golongan antasida, anti-kolinergik / pro-kinetik, sitoprotektif dan PPI (Proton Pump Inhibitor), dimana masing-masing memiliki fungsi tertentu yang membantu dalam penyembuhan syndrome dyspepsia yang dialami Ibu Aminah.

DAFTAR PUSTAKA

* Priece,Sylvia A, Patofisiologi, Volume 1,edisi 6, EGC,Jakarta : 2005

* Elizabeth J.Corwin buku saku patofisiologi. Penerbit EGC ; tahun 2009

* Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I Edisi V, EGC, Jakarta : 2009

* Sujono, Hadi GASROENTEROLOGI , Edisi 7 , P.T. Alumni .Bandung :2002

* Sulaiman, Ali H, Gastroenterologi, CV. Informedika, Jakarta: 1990

* Mansjoer Arief.KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN JILID 1. FKUI : 2001

* Kamus saku kedokteran DORLAND

* http://www.scribd.com/doc/7632430/Pemeriksaan-Fisik-Abdomen

* http://yosefw.wordpress.com/2007/12/21/terapi-antagonis-reseptor-histamin-h2-pada-peptic-ulcer-disease-pud/

* http://www.docstoc.com/docs/40112575/Ulkus-Peptikum

* http://www.dexa-medica.com/ourproducts/prescriptionproducts/detail.php?id=89&idc=8

* www.wrongdiagnosis.com/p/peptic_ulcer/prognosis.htm

* www.warwickshire.nhs.uk/.../ConditionDetail.aspx?...Dyspepsia...Complications

* www.mdguidelines.com/dyspepsia/prognosis -

* www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11782576